Siapa yang tidak mengenal dua brand olahraga legendaris ini, Adidas dan Nike? Bahkan saking terkenalnya kedua brand ini, cukup banyak generasi muda yang mengkonsumsi produk dengan kualitas “KW” dibandingkan menggunakan produk brand lainnya. Memang harga untuk mendapatkan produk dengan brand Adidas atau Nike tidak bisa dikatakan murah. Namun jangan ditanya soal kualitas. Kedua perusahaan penyuplai brand
ini seolah berlomba-lomba untuk terus memamerkan atau memeragakan
produk-produk terbaru dengan memanfaatkan teknologi terkini. Tercatat
cukup banyak lini produk terutama di bidang olahraga yang di support
oleh Adidas atau Nike. Yang terbesar dan terpopuler, tentunya cabang
olahraga sepakbola. Mulai dari seragam kostum klub atau timnas, sepatu
sepakbola, kontrak eksklusif pemain, dan peralatan pendukung lainnya.
Tidak hanya sepakbola, Adidas dan Nike juga banyak merambah ke olahraga
populer lainnya seperti basket, golf, tenis, hingga atletik.
Sebagai informasi, Adidas merupakan
produsen perlengkapan olahraga yang berasal dari Jerman. Didirikan oleh
pria berkebangsaan Jerman, Adi Dassler, tentu pasar utama dari Adidas
adalah pasar di Eropa. Sementara Nike adalah produsen perlengkapan
olahraga yang berbasis di Amerika Serikat. Sudah pasti bahwa mereka
menancapkan taringnya di benua Amerika, seraya mencoba menggoyang
kedigdayaan Adidas di Eropa. Imbas dari mengglobalnya nama brand Adidas dan Nike tentu juga
berujung pada efek terjadinya persaingan ketat antara kedua brand ini.
Sudah cukup banyak kejadian dalam dunia olahraga yang seolah
menggambarkan persaingan sengit antara kedua brand ini. Berikut 5 di antara persaingan sengit antara Adidas dan Nike :
1. El Classico, Real Madrid & Barcelona
Boleh dikatakan, bagi penggemar sepakbola sejagat, rivalitas akbar
antara dua klub sepakbola asal Negeri Matador Spanyol ini merupakan
pertandingan paling ditunggu tiap musimnya. Ya, Barcelona versus Real Madrid.
Masing-masing merupakan 2 klub terbesar di Spanyol, bahkan di Eropa,
dengan raihan berbagai gelar bergengsi berskala domestik, regional,
maupun internasional.
Bahkan rivalitas panas antara kedua kubu
sering dianggap sebagai persaingan politik dan sosial di Spanyol.
Barcelona yang dianggap mewakili rakyat biasa dari Catalan, menantang
representatif rezim pemerintahan dalam wujud Real Madrid. Cukup banyak
cerita perselisihan, pertikaian, rivalitas panas, bahkan caci maki
manakala pertandingan antara kedua tim ini digelar. Bahkan jika
seseorang tidak menyukai kedua klub inipun, bisa dijamin bakalan tetap
menyaksikan ketatnya rivalitas Barcelona dan Real Madrid yang sudah
pasti bakal menyuguhkan bumbu panas nan sengit.
Tidak hanya persaingan dari sisi sosial
dan prestasi olahraga, kedua klub ini juga bersaing secara sengit yang
juga mewakili persaingan Nike versus Adidas. Barcelona adalah salah satu
klub kesayangan Nike, sementara Real Madrid sudah sejak lama dikenal
sebagai ikon Adidas. Jadilah, manakala pertarungan antara Barcelona
melawan Real Madrid digelar, sama halnya kita menyaksikan pertarungan
akbar antara Nike melawan Adidas.
2. Proses Take Over
Tidak hanya di cabang sepakbola, proses takeover juga mungkin akan terjadi di cabang basket.
NBA,
sebagai Asosiasi Bola Basket USA, memang telah lama mengikat kontrak
dengan Adidas dengan kurun waktu hampir 11 tahun, sementara kontrak NBA
dengan Adidas akan segera habis pada penghujung musim 2016/2017. Nike
langsung bergerak cepat melihat hal ini, dan berpeluang besar untuk
menggantikan Adidas sebagai sponsor resmi seragam NBA (source : cnnindonesia.com).
Tidak mengherankan, mengingat memang Nike sangat berkuasa di benua
Amerika, dan tercatat beberapa bintang-bintang anyar NBA pun telah
mengikat kontrak dengan Nike, seperti : LeBron James dan Kevin Durant,
untuk meneruskan tongkat estafet penjualan sepatu Nike dari Michael
Jordan. Jika hal ini terwujud, tentunya usaha Adidas untuk menggusur
dominasi Nike di benua Amerika akan semakin sulit.
3. Persaingan Antar Dunia
Tidak bisa dipungkiri bahwa perang Hegemoni antara benua Eropa dan benua Amerika
akan selalu terjadi. Dalam konteks politik dan pemerintahan, Eropa yang
diwakili Rusia akan selalu ‘berperang’ dengan Amerika Serikat untuk
menjadi negara adidaya terbesar di dunia. Dalam dunia sepakbola, Jerman
dan Italia sebagai wakil Eropa akan selalu menjadi pesaing terberat
Brazil dan Argentina yang mewakili benua Amerika. Sama halnya dengan
persaingan antara Nike dengan Adidas. Nike membawa pengaruh Amerika,
sementara Adidas memikul nama benua Eropa akan terus saling menjegal
untuk membuktikan diri sebagai perusahaan apparel terbesar di dunia.
Namun untuk saat ini Nike boleh tertawa lebih keras daripada Adidas dari segi market capitalization. Menurut data sumber dari highsnobiety.com, market cap Nike pada 2015 mencapai USD 86,2 billion, jauh mengungguli market cap Adidas pada periode yang sama dengan USD 17,1 billion.
4. The Jordan Effect
Bagi penggemar olahraga basket, khususnya NBA, tidak ada yang tidak mengenal Michael Jordan.
Sosok pebasket yang lekat dengan klub Chicago Bulls ini merupakan salah
satu legenda NBA yang sudah berulang kali merasakan cincin juara NBA
bersama Chicago Bulls. Sedikit kisah diluar karirnya sebagai pebasket
yang bergelimang prestasi, Jordan rupanya juga memiliki kisah diantara
persaingan Nike dengan Adidas.
Pada awal karirnya Jordan dikenal
menyukai sepatu Adidas, dan tidak pernah menyukai Nike. Hal itu
diketahui publik pada 1984 ketika masih terdaftar sebagai draft
NBA. Dan ketika berhasil menjadi pemain untuk sebuah klub di NBA, Nike
justru lebih dulu menyodorkan kontrak kepada Jordan. Namun saking
cintanya Jordan dengan produk Adidas, Jordan malah membawa kontrak
tersebut kepada pihak Adidas dengan harapan Adidas mau menyodorkan
kontrak yang lebih baik. Rupanya Adidas tidak terkesan dengan bakat
Jordan dan menganggapnya terlalu pendek untuk ukuran pebasket NBA.
Adidas malah kemudian merekrut pemain tipe central dengan badan
tinggi menjulang seperti Hakeem Olojuwan dan juga Patrik Ewing, dan
tentunya sang ikon NBA kala itu, Kareem Abdul Jabbar.
Sisanya adalah sejarah. Jordan dengan
berbagai gelar juaranya sukses menaikkan nilai Nike di mata penggemar
NBA dan dikenal dengan sebutan Jordan Effect,
tentunya dengan lini produk Air Jordan. Sementara Adidas harus gigit
jari karena ternyata rekrutan mereka, Ewing, tidak pernah sekalipun
merasakan manisnya cincin juara NBA.
5. Kontroversi Mario Gotze Dengan Jan Kirchoff
Mario Gotze dan Jan Kirchoff
adalah 2 pesepakbola rekrutan terbaru klub asal Jerman, Bayern Munchen,
pada awal musim 2013/2014. Bayern Munchen yang memang sudah lama
disponsori perusahaan apparel senegara, Adidas, memilik tradisi
untuk memperkenalkan pemain barunya kepada pers dan juga suporter.
Namun apa yang terjadi kemudian sungguh sangat mengecewakan pihak Adidas
selaku sponsor utama jersey klub dan juga mensponsori kegiatan perkenalan pemain baru tersebut.
Rupanya Gotze dan Kirchoff yang memang
disponsori Nike, datang ke acara perkenalan tersebut dengan menggunakan
kaos Nike! Tentu saja hal ini memancing emosi pihak Adidas, karena Gotze
dan Kirchoff dianggap melakukan penghinaan. Pada akhirnya Gotze dan
Kirchoff mengakui bahwa hal tersebut memang sesuai arahan dari pihak
Nike, dan meminta maaf secara resmi kepada publik atas insiden tersebut.
Mario Gotze pada sesi perkenalan Bayern Munchen
So! buat Sporta Mania, kalian sekarang dikubu siapa?
Komentar
Posting Komentar